Breaking News

Nelayan Tradisional Mencari Nafkah Terjatuh Kelaut Meninggal Dunia

 


Batu Bara, radarjakartanews.com

Cuaca ekstrim, musim hujan dan angin kencang membuat gelombang ombak laut cukup besar dalam beberapa minggu ini, sehingga berpengaruh terhadap mata pencaharian nelayan khususnya nelayan tradisional, dan terhalang untuk aktivitas mencari nafkah.


Dalam minggu ini sudah dua orang menjadi korban meninggal dunia dilaut, keduanya sama-sama warga dusun Sono, Desa Lalang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.


Sebelumnya Komaruddin ketika pulang dari aktivitasnya sebagai nelayan, sampannya karam di sekitaran kuala laut sungai padang, dan Komaruddin meninggal dunia.


Hari ini Amri (33), korban meninggal dunia terjatuh kelaut, juga warga Dusun Sono Desa Lalang, meninggal dunia, Minggu (26/10/2025) Sore.


Penuturan Ibrahim yang juga sebagai pekerja nelayan sampan tradisional dengan alat tangkap ikan yang disebut Tangkul Naga, warga Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Seisuka, dikediaman almarhum Amri, Senin 27/10/2025)


Minggu jelang sore cuaca cerah, namun gelombang ombak laut agak sedikit besar dengan arus laut cukup deras, Karena jelang pasang laut. 


Berangkat menuju kelaut untuk melihat alat tangkap ikan atau tangkul naga yang telah diinapkan waktu hari sebelumnya, berharap ada ikan masuk kedalam alat tangkap, dan nantinya hasil tangkapan atau ikan dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari_hari. 


Kami sudah berapa hari tidak melaut karena ombak cukup besar, anginpun cukup kencang, sehingga para nelayan tidak berani pergi kelaut, tutur Ibrahim.


Lanjut Ibrahim, barusan memasuki laut ratusan meter berpapasan dengan sampan Atan yang pulang dari arah laut menuju kedarat, dan terlihat didalam sampan Atan ada manusia terbaring, dikatakan Atan bahwa Amri terjatuh kelaut.


Tanpa berpikir panjang, memutar sampan dan mengikuti arah sampan Atan, selang beberapa menit sampai didarat. Langsung kami angkat tubuh Amri kedarat, kami mencoba memberikan pertolongan kepada Amri, dengan menekan bagian dada Amri, bahkan mengangkat dengan membalikan dengan posisi kepala arag kebawah, berharap agar air yang terhisap keluar, dan ada pernapasan.


Tidak ada tanda_tanda pernapasan, Amri kami larikan ke Klinik H.Harun didesa Lalang dengan menggunakan sepeda motor.

DiKlinik H.Harun hasil pemeriksaan dokter, bahwa Amri dinyatakan telah meninggal dunia, ujar Ibrahim. 


Almarhum Amri nelayan tradisional yang sama posisinya dengan Ibrahim dan Atan yang sama-sama nelayan tradisional dengan alat tangkap tangkul naga.


 Alm. Amri terjatuh kelaut kemungkinan disebabkan kakinya tersandung tali alat tangkap. Posisi sampan berjalan ketika seorang nelayan sedang melabuhkan alat tangkapnya, tersandung terjerat tali sebagai pengikat alat tangkap yang sedang dijatuhkan kelaut, Amri ikut tertarik tali terjatuh kelaut, tutur Ipid yang menurutnya sesuai pengalaman sebagai nelayan. 


Almarhum Amri meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih dibawah umur. Salam Pranata

Tidak ada komentar