Breaking News

LK Ara Baca Puisi Dalam Bincang" Indonesia Masih Ada:Peran dan Kontribusi Radio Rimba Raya Saat Agresi Militer Belanda II"

 


Aceh Tengah

-Penyair nasional asal Dataran Tinggi Tanoh Gayo, LK Ara akan membacakan puisi dalam Bincang Sejarah “Indonesia Masih Ada: Peran dan Kontribusi Radio Rimba Raya Saat Agresi Militer Belanda II” Pusat Kajian Kebudayaan Gayo. “Hari Senin yang lalu, saya sudah komunikasi dengan pihak Pusat Kajian Kebudayaan Gayo. Alhamdulillah, diberikan kesempatan untuk baca puisi tentang Radio Rimba Raya,” kata LK Ara, Rabu (28/12/2022). 


Dilanjutkan LK Ara, dirinya mengapresiasi Pusat Kajian Kebudayaan Gayo yang selama sembilan bulan ini, secara konsisten terus menggelar kegiatan perbincangan berseri dengan berbagai tema tentang Gayo, mulai dari budaya, sejarah, kopi, bahasa, seni, kuliner, keanekaragaman hayati, alat musik tradisional, busana, sastra lisan, sampai pendidikan. “Banyak pengetahuan baru tentang Gayo yang didapat melalui kegiatan perbincangan ini. Apalagi, berdasarkan penelitian dan didukung dengan literatur tertulis. Juga, memberi ruang buat anak-anak Gayo terlibat dalam kegiatan ini, sebagai MC, moderator, narasumber, host, co host, sampai pertunjukan seni budaya. Pengisi acaranya tersebar dari berbagai daerah di Indonesia,” sebut LK Ara. 

 

Judul puisi yang dibacakannya, ungkapnya, “Pesan Untuk Radio Rimba Raya.” “Puisi ini saya ciptakan di Takengon Takengon, 22 Januari 1986,” aku LK Ara. Berikut puisi “Pesan Untuk Radio Rimba Raya” LK Ara. 

 


PESAN

Untuk Radio Rimba Raya


jangan sampaikan pesan lagi padaku

karena aku tak dapat lagi menyampaikan pesan

jangan kirim pesan lagi padaku

karena aku tak dapat lagi mengirim pesan

lihatlah, lidahku telah kelu

mulut tertutup

tumbuh tinggal bayang


dulu memang pernah

bisikmu kusampaikan ke balik gunung

ke seberang lautan ke negeri-negeri jauh

dulu memang pernah

detak hatimu

cita-cita merekamu

kukirim ke setiap hati sahabat-sahabat

atau musuh-musuhmu

di desa, di kota, bahkan di laut dan di rimba


dulu memang pernah ada

ucapan merdeka yang kau sampaikan bagai bisik

kujeritkan sekeras-kerasnya

hingga bergema menyentuh cakrawala

bergelegar menjadi guntur

merobek-robek angkasa

hingga musuh gentar tak berdaya

dan sahabat-sahabatmu mendengar ucapan itu bangkit

bangkit, lalu berlawan habis-habisan

semangatnya telah menjadi baja

walau di tangan hanya bambu runcing saja


dulu memang pernah ada

saat malam menjelang pagi

dengan suara menggigil karena dingin

kusampaikan pesanmu

tiktok tiktok hallo Sudarsono

tiktok tiktok hallo Palar

kirimi kami mentega

kirimi kami susu

kirimi kami beras

kemudian datanglah kiriman

dan yang datang adalah senjata

lalu dibagi pada setiap tentara

lalu mereka menembak musuh

tetapi di jidatnya


dulu memang pernah

ketika kita hampir tak punya

ketika suara di pusat negeri ini dibungkam

kami bangkit menyuarakan nurani bangsa

hallo dunia

hallo dunia

negeri kami masih ada

negeri kami merdeka

tapi kini jangan sampaikan pesan lagi padaku

karena tak dapat lagi kusampaikan pesan apa pun

lidahku kelu

mulut tertutup

tubuh tinggal bayang

tinggal bayang

dari ingatanmu pun

mungkin akan hilang


Takengon, 22 Januari 1986



Bincang ke-40 yang membincangkan “Indonesia Masih Ada: Peran dan Kontribusi Radio Rimba Raya Saat Agresi Militer Belanda II” digelar secara terbuka pada malam ini melalui platform Zoom Meeting, Rabu, 28 Desember 2022, mulai pukul 19:30 WIB-selesai, dengan narasumber Sutradara Film Dokumenter Radio Rimba Raya Ikmal Gopi. Kegiatan bincang sejarah ini bisa diikuti melalui tautan Zoom Meeting https://us02web.zoom.us/j/87331058327?pwd=Z3MwMUpVTDZORDVOZzdFOEkvVTR0UT09, Meeting ID: 873 3105 8327, dengan Passcode: 278149.

Aharuddin.

Tidak ada komentar