Breaking News

Lestari Kompang, Sekumpulan Masyarakat Adakan Kompetisi Perebutkan Piala Walikota Dumai

 






DUMAI, RADARJAKARTA.NET—

 Ditengah kemajuan jaman dan kencangnya gempuran budaya asing yang masuk ke Indonesia dan Kota Dumai khususnya, adalah wajib bagi masyarakat untuk tetap berpegang teguh pada budaya leluhur.


Menimbang hal tersebut, salah satu kumpulan masyarakat di Kota Dumai bekerjasama dengan Pemko, mengadakan Kompetisi Kompang, dengan memperebutkan Piala Walikota Dumai.


Kompang merupakan alat musik tabuh berbentuk gendang bulat pipih berdiameter 35 cm-40 cm, yang salah satu sisinya ditutup dengan kulit. Bagian yang ditutupi kulit dinamakan bagian muka, yang dalam bahasa Melayu disebut belulang. Sementara itu, bagian kayu dinamakan badan yang disebut baluh.


Kompang adalah sejenis alat musik popular bagi masyarakat Melayu, tergolong dalam jenis alat musik membranophone dan dikelompokkan pada kumpulan alat musik gendang.


Menurut Ketua Panitia, Datuk Syafruddin, yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Melayu di Kota Dumai, tujuan diadakannya kompetisi kompang adalah untuk melestarikan salah satu seni budaya tradisional Melayu, yang sudah mulai dilupakan, bahkan hampir tidak dikenal oleh generasi muda sekarang.


"Jangan sampai seni budaya Kompang itu hilang di Bumi Lancang Kuning ini. Caranya dengan merangkul kaum milenial terutama para pelajar," jelas Datuk Syafruddin, pada Jurnalis sebelum kompetisi dimulai, Sabtu (22/10/2022) siang di Gedung LAMR-Dumai, Jln Putri Tujuh.


Sementara itu, ketua kumpulan masyarakat yang menggagas kompetisi, Syafrizal Jambak, mengatakan, kompetisi bertemakan "Umat Bekompang" sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi sesama generasi milenial, menggalang kekompakan, menumbuh kembangkan serta mengenalkan lebih dekat tentang seni budaya masyarakat Melayu tersebut.


Walikota Dumai H Paisal, SKM., MARS., yang hadir langsung saat pembukaan, menyambut baik diadakannya kompetisi.


"Sebagai wujud bangga dan cinta dengan Kota Dumai, mempertahankan seni budaya kompang adalah sesuatu yang harus di lakukan generasi muda sekarang," ungkap Paisal.


Lewat mimbar, Paisal mengajak kaum milenial agar menggali dan kembangkan seni budaya leluhur Bumi Lancang Kuning.


"Kalau ini terus dikembangkan, seni budaya kompang tak kan hilang ditelan zaman," tutup Paisal, sekaligus membuka resmi kompetisi.


Kompetisi diikuti 10 grup, yang hampir semuanya para pelajar. Sementara Tim Juri, diisi Hasan Basri, Bukhari Ibrahim dan Mermanto.


Turut hadir dalam pembukaan, Kapolsek Dumai Timur diwakili, 7 Camat se-kota Dumai diwakili, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan diwakili, Kadis Pora diwakili dan Tokoh Masyarakat Dumai.



(ES)

Tidak ada komentar