Breaking News

Terminal Penumpang Type A Dumai Minim Anggaran Operasional

 







DUMAI, —

 Sudah pemandangan lumrah sehari-hari petugas loket bus, bahwa kondisi terminal penumpang type A Dumai di Jln Kelakap Tujuh Dumai Barat tidak terurus.


Terminal yang di kelola Kementerian Perhubungan tersebut seolah tak miliki anggaran perawatan/operasional.


Hal ini sesuai temuan Jurnalis, di mana fasilitas umum berupa toilet, lampu penerangan dan badan median jalur yang tidak terawat.


Toilet misalnya, kondisi keran air rusak dan toilet tersumbat tak terpakai. Tampak toilet duduk tertutup dan di timpa batuan, menandakan kondisi rusak. Adapula pintu toilet di beri tulisan rusak. Pintu toilet tak berkunci dan bolong dan sebagainya.


Lampu penerangan hanya sebagian nyala, sehingga timbulkan kesan seram dan rawan kejahatan copet dan sebagainya. Bahkan hanya tinggal fitting saja tanpa bola lampu.


Badan median jalur di tumbuhi rumput ilalang setinggi pinggang orang dewasa. Belum lagi fasilitas air wudhu di samping musholla yang hidup mati, terkadang umat yang akan tunaikan sholat harus minta air dari pemilik warung yang pas di depan musholla.


Saat di konfirmasi perihal tersebut kepada Kepala Satuan Terminal, Abdullah Nur, Kamis (1/7/2022), beliau jawab seperti lips service saja. "Sudah kita usulkan Bang", ujar nya di kantor. Abdullah katakan minimnya anggaran dari pusat terkait operasional terminal.


Menurut UU No. 23 tahun 2014 tentang pembagian urusan pemerintah dalam hal perhubungan, di sebutkan bahwa pengelolaan terminal tipe A di lakukan pemerintah pusat, tipe B di lakukan Provinsi dan tipe C oleh Kabupaten/Kota.


Terminal tipe A memiliki wewenang melayani kendaraan umum angkutan lintas batas negara dan/atau Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), dipadukan dengan pelayanan angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), dan atau angkutan pedesaan.


Merujuk pada Kepmen Perhubungan Nomor 31 tahun 1995, terminal bus Tipe A harus miliki fasilitas utama selain kantor dan loket, berupa toilet dan tempat ibadah berstandar. Sedangkan fasilitas yang di maksud tersebut, faktanya tidak standar.


"Masa tiap tahun usulan terus.  Masalah ini sudah bertahun Bang," tanggapan petugas loket bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).


"Kami sudah sering desak perbaikan toilet dan lampu penerangan tu Bang, baik pada Pak Eko maupun Pak Abdullah Nur," timpal petugas loket bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) kesal, dalam kesempatan berbeda. Eko merupakan staff dari Abdullah Nur.


"Saya terpaksa harus tahankan buang air kecil atau besar Pak," ujar seorang Bapak (TH,45 Th) tanggapi kondisi toilet, saban 3 bulan sekali bolak-balik Dumai-Pekanbaru karena faktor kerja, pada Jurnalis saat di temui di rumah nya.



(ES)

Tidak ada komentar