Breaking News

Sebuah Catatan dari Konvensi Nasional ke-3 Pendeta Gereja Toraja di Asrama Haji Sudiang Makassar, Sulawesi Selatan. Wali Kota Makassar : Saya Menyampaikan Terima Kasih Telah Memilih Kota Makassar Menjadi Tuan Rumah, Terlebih - Lebih Memilih Asrama Haji Sebagai Tempat Penyelenggaraan.

 






Makassar, Radar Jakarta.net.

Konvensi Nasional ke-3 Pendeta Gereja Toraja dari tanggal

18 Mei 2022 hingga 21 Mei 2022  di Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan telah digelar dan dibuka oleh Staf Khusus Menteri Agama, Bidang Hubungan Antar Kementerian/Lembaga, TNI - Polri, Kerukunan dan Toleransi, Mohammad Nuruzzaman.

Tak ketinggalan Wali Kota Makassar, Danny Pomanto turut memberi kata sambutan selaku tuan rumah.

Dalam sambutannya, Danny mengatakan rasa terima kasih telah memilih Kota Makassar menjadi tuan rumah, terlebih - lebih memilih Asrama Haji sebagai tempat penyelenggaraan Konvensi.

"Isinkan saya menyampaikan terima kasih telah memilih Kota Makassar menjadi tuan rumah, terlebih - lebih memilih Asrama Haji sebagai tempat penyelenggaraan. Saya sangat terkesan sekali dengan memilih Asrama Haji," kata Danny.

Dikatakan, semangat persaudaraan tampak betul pada acara hari ini (Rabu, 18 Mei 2022) yang  disambut tepuk tangan meriah para peserta konvensi.

"Semangat membangun bangsa dan membangun umat secara bersama - sama jelas sekali dari apa yang disampaikan tadi oleh Ketua Umum Badan Pekerja Sinode ( BPS) Pendeta Gereja Toraja, Pendeta Dr. Alfred Y.R. Anggui, M.Th," kata Danny.

Dia menjelaskan bahwa program Jagai Ana'ta merupakan program pemerintah kota Makassar.

"Kalau kita semua menjaga anak, saya yakin negeri ini akan aman (aplaus peserta konvensi). Kalau semua orangtua menjaga anaknya, generasi akan datang akan makin lebih kuat walaupun masa yang akan datang begitu berat tantangan," kata Wali Kota dua periode tersebut.

Dia menambahkan, program jagai anak'ta begitu penting hari ini, kalau kita ingin menyelamatkan generasi, menyelamatkan kota kita, "Jagai Anak'ta, jagai kotata !"

Kalau kita sudah menjaga anak kita pasti kita sudah menjaga kota kita, kata Danny.

Dia pun sempat menyinggung bahwa Kota Makassar masuk dalam sepuluh kota paling tidak toleran.

"Walaupun kita yang paling bawah. Artinya yang paling baguslah dari yang jelek (disambut aplaus oleh peserta konvensi)," katanya.

Tetapi, kata Danny, saya dibantu dengan acara hari ini. Inilah bukti namun saya punya argument tersendiri.

"Kalau kota ini tidak toleran atau intoleran, tidak mungkin wali kotanya Danny Pomanto. Justru karena toleransilah, saya dipilih jadi wali kota (aplaus peserta konvensi)," tandas Danny.

Maka semangat itu, kata dia, terus kami bawah.

Dikatakan pula bahwa dia punya filosofi.

" Saya punya filosofi, saya membaca sebuah kata yang luar biasa. Perbedaan itu bukan batas yang memisahkan, tetapi perbedaan adalah ruang - ruang yang saling melengkapi seperti Rumah Besar kita di Makassar (sekali lagi aplaus dari peserta konvensi)," terang sang pemimpin Kota Makassar yang dikaruniai tiga anak kelahiran 30 Januari 1964.


Reporter: Andi Abdul Razak B.Wahiduddin.

Editor: Ra Ja.net/redaksi.

Tidak ada komentar