Sumang dalam bahasa gayo ada 4 perkara,Tgk Idris Gayo Mengatakan Perlu Generasi Pahami.
Aceh tengah.
suku Gayo adalah salah satu suku tertua di Sumatra suku ini mendiami wilayah Aceh yang terdiri dari Aceh tengah,bener meriah,Gayo Lues serta lokop serbe jadi .
Suku ini memiliki suatu sistem nilai adat yang masuk ke dalam sistem pendidikan sosial Serta dalam kehidupan sehari-hari yang di sebut sumang menurut Tgk.Idris Gayo menyampaikan Ke media ini 2/12/2022.
Menurutnya antara adat istiadat dengan hukum agama itu sangat penting dalam istilah bahasa Gayo(edet munukum bersipet Kalam) maka dalam hal ini perlu kita ketahui bahwa sumang menurut adat,dan menurut hukum agama, merupakan suatu ajaran atau arahan tentang hidup di lingkungan sosial dan bermasyarakat.
Sumang Gayo telah ada sejak jaman nenek moyang Gayo itu sendiri, selayaknya peraturan pada umumnya sumang Gayo juga memiliki sangsi kepada pelanggarnya .
Sumang itu sendiri terdiri dari empat sumang yaitu:
1. Sumang pelangkahan
Sumang pelangkahan adalah sumang atau aturan di kala kita berjalan atau melangkah , dalam anturannya bahwa seorang anak laki-laki yang non muhrim dilarang berjalan bersamaan terlebih di malam hari ,sumang pelangkahan juga mengatur bagaimana cara melangkah ketika melewati orang yang lebih tua dari kita , sumang pelangkahan pada umumnya adalah suatu aturan di kala berjalan baik itu sendiri bardua maupun bersama-sama .
2. Sumang penengonen
Sumang penengonen adalah suatu ajaran atau aturan tentang bagaimana cara melihat atau memandang, sumang penengonen itu sendiri melarang melihat sesuatu yang berbau negatif dan tidak baik , sumang penengonen juga dapat di aplikasikan sebagi isyarat dalam suatu ekspresi misalnya ketika orang dewasa memandang kepada yang lebih muda darinya dengan tatapan mata yang tajam atau dalam bahasa Gayo di sebut (mujoreng) hal tersebut mengartikan bahwa si orang tua tersebut menegur tingkah laku kita yang mungkin ada yang salah atau tidak baik .
3 sumang kenonolen
Sumang kenonolen adalah sumang yang mengatur bagaimana dan di mana cara seseorang untuk duduk , minsalnya ketika dalam suatu acara di dahulukan untuk orang tua atau orang yang lebih dewasa untuk duduk di bagian atas atau dalam bahasa Gayo di sebut ( si tue tar uken si mude tar duru ) ,sumang kenonolen juga mengatur bagaimana cara laki-laki dan perempuan duduk (semile untuk laki-laki dan tempoh untuk perempuan) , sumang kononolen juga melarang bagi kaki-laki dan perempuan yang bukan muhrim untuk duduk berdekatan .
4 sumang percerakan
Sumang percerakan adalah sumang atau aturan yang mengatur tentang bagaimana cara untuk berbicara secara baik dan sopan , sumang percerakan juga mengatur tentang etika dalam berbicara yang baik dan benar serta tidak menimbulkan efek sakit hati dari suatu perkataan yang di keluarkan , sumang percerakan juga mengatur bagaimana tentang membicarakan sesuatu yang sensitif atau bersifat pribadi dan privasi , biasanya suatu pembahasan yang bersifat pribadi dan privasi yang di haruskan untuk di ceritakan di depan orang lain biasanya akan membicarakan atau mengkiaskan dengan kata atau bahasa lain contoh: si A dan si B memiliki suatu perbincangan yang bersifat pribadi atau hanya A dan B sajalah yang boleh tau , namun pada saat A ingin menceritakan kepada B , B tidak sendirian dia bersama temannya yang lain , A dapat menceritakannya kepada B dengan mengisyaratkan atau mengkiaskan kepada bahasa atau kata yang lain .
Ke empat sumang tersebut telah amburadul di sebabkan Karena banyaknya aturan atau larangan yang di langgar .
Banyaknya laki-laki dan perempuan yang duduk seta berjalan bersama dan berdekatan bahkan saling berpelukan dan berpegangan tangan , serta banyaknya perempuan yang keluar tidak menutup aurat dan banyaknya laki-laki menceritakan aibnya bersama pasangannya kepada orang lain . Hal ini menggambarkan bahwasanya sumang Gayo telah amburadul
Amburadulnya sumang tersebut di duga karena lemahnya sangsi yang di berikan peda sang pelanggar , kurangnya rasa peduli terhadap sesama atau dalam bahasa Gayo ( Beru ber Ama bujang ber ini ) menjadi alasan atau penyebab amburadulnya sumang Gayo tersebut.
Banyaknya peraturan dan undang-undang yang mengatur tentang hidup bersosial dan bermasyarakat seolah-olah melemahkan budaya sumang itu sendiri di karenakan takutnya masyarakat untuk menegur dan memberi sangsi kepada pelanggar sumang Gayo .
Hal tersebut di atas memungkinkan sumang Gayo amburadul dan akan hilang seiring perkembangan jaman,tutupnya
Aharuddin.
Tidak ada komentar