Breaking News

Pendidikan Sepanjang Hayat (Pengertian, Konsep, Sasaran, dan Program) (Part 5) Oleh : AY Rizal, S.Pd., Pamong Belajar Ahli Madya

 



SIAK, RADARJAKARTA.NET—

 Program Pendidikan Sepanjang Hayat


Sebagai tindaklanjut dari konsep dan sasaran, diperlukan suatu kebijakaan atau keputusan tentang program Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education). Menurut Ananda W.P. Geruge dalam bukunya Toward Better Educational Management, dapat dikelompokkan pada 6 jenis program Pendidikan Sepanjang Hayat antara lain:


a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional


Dari segi implimentasinya, program baca tulis merupakan cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan pengetahuan. Berbagai pengetahuan baru dapat diperoleh dari bahan bacaan. Namun, kemampuan baca tulis hanya bisa berarti bila dapat ditunjang dengan ketersediaan bahan-bahan bacaan. Ada 2 hal yang menjadi realisasi dari program baca tulis fungsional ini, yaitu; Memberikan kecakapan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah dimiliki.


b. Pendidikan Vokasional


Program pendidikan vokasional merupakan salah satu program yang penting dalam rangka Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education). Khusus di Indonesia, sebagaimana negara berkembang pada umumnya sistem pendidikan yang sudah diterapkan kini sebagian besar diambil dari Negara Barat. Akibatnya, output pendidikan sekolah pada uumunya menjadi kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang berada dalam taraf pembangunan diri. Dari sinilah kemudian pendidikan vokasional hadir untuk memberikan bekal kepada para peserta didik agar menjadi tenaga kerja yang produktif. Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas usia sekolah, atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam rangka apprenticeship training (pelatihan magang).


c. Pendidikan Profesional


Pendidikan profesional diciptakan untuk mewadahi kebutuhan kaum profesional yang harus selalu bisa mengikuti kemajuan dan perubahan. Sebagai bentuk perwujudannya, muncul sebuah konsep built in mechanism (mekanisme bawaan) yang bisa dimanfaatkan untuk menambahan pengetahuan yang berkaitan dengan kinerja mereka, seperti halnya metodologi, perlengkapan, sikap yang profesional dan lain-lain. Dengan demikian golongan profesional akan mampu menghadapi berbagai macam tantangan yang ada.


d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan


Diakui bahwa era globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dari cara memasak yang serba menggunakan mekanik dan elektronik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu saja konsekuensinya menuntut pendidikan yang berlangsung secara kontinyu. Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education).


e. Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik


Baik warga negara maupun para pemimpin masyarakat sangat membutuhkan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik. Pendidikan ini mempunyai peranan yang krusial dalam mencapai sebuah kehidupan bernegara yang demokratis. Di samping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dalam kondisi sekarang di mana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintah di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warganya. Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) yang bersifat kontinyu ini merupakan konsekuensinya.


f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggang


Orang-orang yang disebut educated man (orang tepelajar) diharapkan mampu memahami dan menghargai nilai-nilai agama, sejarah, kesusastraan, filsafat hidup, seni dan musik bangsanya sendiri. Pengetahuan tersebut dapat memperkaya hidupnya, terutama segi pengalaman yang memungkinkannya untuk mengisi waktu senggangnya dengan menyenangkan. Oleh karena itu, pendidikan kulturalOleh karena itu, pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara konstruktif akan merupakan bagian penting dari Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education (Zahara Idris, 1981:61-63.)


Dunia terus mengalami perubahan, perubahan itu terjadi secara alami dan karena campur tangan manusia. Perubahan itu pula yang harus membuat manusia semakin peka akan kejadian-kejadian yang ada. Hadirnya berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini memudahkan manusia untuk beraktivitas. Teknologi yang canggih didukung oleh komputerisasi membuat manusia semakin terbantu melakukan aktivitasnya, semua terasa lebih mudah. Alat komunikasi yang tidak mengenal jarak dan waktu semakin memudahkan manusia untuk terus melakukan interaksi dimanapun dan kapanpun. Begitu cepat perubahan dan perkembangan itu terjadi, hal ini menuntut manusia harus terus menerus belajar dimanapun dan kapanpu


Kesimpul


Dari uraian tulisan tentang Pendidikan Sepanjang Hayat di atas, dapat simpulkan hal-hal sebagai beriku


1) Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada rendahnya mutu pendidikan yakni kurangnya tingkat kesesuaian, efektivitas, daya saing, efisiensi, dan produktivitas pembelajaran sekola


2) Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) adalah upaya layanan pendidikan terus menerus dan berkesinambungan dari buaian sampai akhir hayat, melengkapkan pengetahuan dan menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya sehingga memperoleh keterampilan baru, meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusi


3) Di Indonesia konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) mulai dimasyarakatkan melalui kebijaksanaan Negara TAP MPR No. IV/MPR/1973 juncto TAP No. IV/MPR/1978 tentang tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menyatakan: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat”. Pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah dan Prinsip-Prinsip Pembangunan Nasional dengan 4 (empat) Konsep Kunci Pendidikan Sepanjang Hayat meliputi: “Pendidikan Sepanjang Hayat, Belajar Sepanjang Hayat, Pelajar Sepanjang Hayat, dan Kurikulum Pendidkan Sepanjang Hayat


4) Sasaran Pendidikan Sepanjang hayat terdiri dari 6 kategori, meluputi Para Buruh dan Petani, Golongan Remaja yang Terganggu Pendidikan Sekolahnya, Para Pekerja yang Berketerampilan, Para Teknisi dan Golongan Profesional, Para Pemimpin dalam Masyarakat, dan Para Anggota Masyarakat yang Sudah Tu


5) Program Pendidikan sepanjang Hayat terdiri dari Pendidikan Baca Tulis Fungsional, Pendidikan Vokasional, Pendidikan Profesional, Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan, Pendidikan Kewarganegaraan dan Kedewasaan Politik, Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Senggan




BERSAMBUNG




(Rilis/ES)....g.a.”.a.h.t:ann.

Tidak ada komentar