Pendidikan Sepanjang Hayat (Pengertian, Konsep, Sasaran, dan Program) (Part 2) Oleh : AY Rizal, S.Pd., Pamong Belajar Ahli Madya
SIAK, RADARJAKARTA.NET—
c. Menurut Croppley: Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) diartikan dengan tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan penstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang paling muda sampai yang paling tua (Soelaman Joesoef, 1996:34).
Dari pendapat beberapa pakar pendidikan di atas dapat disimpulkan, Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education) adalah upaya layanan pendidikan terus menerus dan berkesinambungan dari buaian sampai akhir hayat, melengkapkan pengetahuan dan menyembuhkan kemunduran akan pendidikan sebelumnya sehingga memperoleh keterampilan baru, meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian sejalan dengan fase-fase perkembangan pada manusia.
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti rancangan. Selain itu, konsep juga bermakna ide atau pengertian yang diabtraksikan dari peristiwa-peristiwa konkrit atau gambaran mental dan objek proses ataupun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi memahami hal-hal lain. Kata konsep dalam Bahasa Inggris (concept) yang berarti bagan, rencana, gagasan, pandangan cita-cita (yang telah ada dalam pikiran). Sedangkan menurut Ibrahim Madkur, kata konsep dipadankan dengan istilah Kulli dalam Bahasa Arab, yang artinya pikiran (gagasan) yang bersifat umum, yang dapat menerima generalisasi. Sementara pengertian secara makna, konsep merupakan sejumlah gagasan, ide-ide, pemikiran, pandangan atau teori-teori yang dalam konteks ini dimaksudkan ialah ide-ide, gagasan, pemikiran tentang Pendidikan Sepanjang Hayat.
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat sebenarnya sudah sejak lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan dari zaman ke zaman. Jauh sebelum pendidikan Barat mengangkatnya, di dalam ajaran Islam sudah mengenal Pendidikan Sepanjang Hayat dan telah dicanangkan pada seribuan tahun silam, ”Tuntutlah ilmu sejak ayunan sampai ke liang lahat” (HR.Abu Dawud). Untuk pendidikan Barat, gerakan Pendidikan Sepanjang Hayat baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional (International Education Year). Karena pada tahun tersebut dilontarkan berbagai isu pembaharuan dalam falsafah dan konsep tentang pendidikan. Latar belakang munculnya gagasan ini ialah rasa kurang puas terhadap pelaksanaan belajar melalui sistem sekolah, yang dikatakan memperlebar jurang antara yang kaya dengan yang miskin. Secara eksplisit gagasan ini dilontarkan oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang berjudul An Introduction to Life Long Education (St Vembriarto, 1981:100).
Pengembangan pemikiran Paul Lengrand tersebut merubah anggapan bahwa belajar atau pendidikan itu tidak hanya berlangsung di dunia pendidikan sekolah, melainkan juga di luar dunia sekolah sebenarnya secara individual, mereka terus menerus belajar sesuai dengan kebutuhannya masing-masing dan dengan cara yang disenanginya. Muncul dan berkembanganya konsep Pendidikan Sepanjang Hayat menunjukkan bahwa pengalaman belajar tidak pernah berhenti selama manusia itu sadar dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan Sepanjang Hayat sebagai asas baru, kesadaran baru, harapan baru, membawa implikasi kepada pentingnya aktivitas individual mandiri guna memburu pengetahuan, pengalaman-pengalaman baru kapanpun dan dimanapun (Paul Lengrand, 1970:26).
Bersambung..
(Rilis/ES)
Tidak ada komentar